LOGO dikpangan
Beranda > Berita > Bimbingan Teknis Penyusunan Peta Ketahanan Dan Kerentanan Pangan ( Fsva) O…
Berita Utama

Bimbingan Teknis Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan ( FSVA) oleh Dinas Ketahanan Pangan NTB

Posting oleh dikpanganlobar - 11 Agu 2022 - Dilihat 69 kali

Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat adakan pertemuan kordinasi/sosialisasi dan bimbingan teknis penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan atau Food security and Vulnerability Atlas (FSVA) yang diselenggarakan oleh bidang ketersediaan dan kerawanan pangan, Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari dari tanggal 10-11 Agustus 2022 yang diikuti oleh perwakilan seluruh kabupaten/Kota Se-Nusa Tenggara Barat.

Peta Ketahanan dan Kerawanan Pangan (FSVA) menyediakan informasi ketahanan pangan yang akurat dan Komprehensif sebagai salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk monitoring ketahanan pangan wilayah di tingkat nasional dan tingkat daerah. Peta FSVA Kabupaten/Kota menyediakan sarana bagi para pengambil keputusan untuk secara cepat dalam mengidentifikasi daerah yang lebih rentan, sehingga program dari berbagai sektor, sperti pelayanan jasa, pembangunan manusia dan infrastruktur yang berkaitan dengan ketahanan pangan, dan dapat memberikan dampak yang lebih baik terhadap penghidupan serta ketahanan pangan dan gizi masyarakat di tingkat desa/Kelurahan.

Kegiatan pertemuan/kordinasi dan bimbingan teknis penyusunan peta FSVA ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, dalam sambutannya H. A. Aziz, S.H., M.H. menyampaikan " Urusan pangan merupakan urusan yang sangat penting di lingkup pemerintah daerah, kalau pangan kita tidak kuat maka stabilitas akan terganggu, salah satu Indeks Kinerja Makro (IKM) adalah angka kemiskinan dimana angka kemiskinan NTB saat ini mencapai 13,62 % dan kita Dinas Ketahanan Pangan bisa masuk berkontribusi menurunkan angka kemiskinan tersebut. Berbagai analisis yang disusun dalam rangka menangani kerawanan pangan sangat penting untuk dibuat sebagai output bagi pengambil kebijakan dalam membuat keputusan, demikian pula halnya dengan peta ketahanan pangan, ujarnya" (Rizal pahlevi, Dikpangan Lobar).


Tags:

Silahkan beri komentar

Email tidak akan di publikasi. Field yang harus diisi ditandai dengan tanda *